Sabtu, 14 Desember 2019

Doa dan Kerendahan Hati

Doa yang dilakukan hamba kepada Tuhannya bisa menjadi tolak ukur keendahan hati. Ini merupakan bentuk pengakuan bahwa hasil yang didapat bukan hanya semata karena hasil kerjanya, tapi ada peran Tuhan disana. Maka senantiasa berdoa pada setiap aktifitas merupakan bagian dari latihan untuk selalu menjaga kerendahan hati, baik di hadapan manusia, dan terutama di hadapan Sang Pencipta.

Sebagaimana bisa dibaca dari tulisan tentang Ikhtiyar dan Doa dapat disimpulkan bahwa tujuan utama kita berdoa bukanlah untuk merubah sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin, bukan juga agar Tuhan mengabulkan keinginan kita, tapi doa adalah merupakan media komunikasi antara Tuhan dan hamba-Nya. Doa tidak dimaknai sebagai mantra yang bisa dengan sekejab merubah keadaan.



Sebagai manusia kita harus tetap menyadari bahwa apa yang kita lakukan adalah harus sesuai dengan hukum-hukum Tuhan yang telah ditetapkan. Hukum tersebut sudah ada yang ditemukan dan diketahui oleh manusia. Tapi sebagian besar hukum Tuhan belum diketaui. Manusia dituntut untuk selalu melakukan kajian, penelitian serta berbagai upaya untuk menyingkap hukum-hukum Tuhan.

Ketika kita sudah berusaha dan berdoa tapi apa yang didapat belum sesuai maka tidak bisa disimpulkan bahwa usaha dan doa kita tidak dikabulkan Tuhan. Tapi karena mungkin usaha yang kita lakukan belum sesuai dengan hukum-Nya. Atau apa yang kita ketaui sebagai dasar untuk melakukan usaha tersebut belum sesuai hukum-Nya. Maka kita harus mengevaluasi dan mempelajari apa yang telah kita lakukan tersebut.

Baca Juga: Bacaan Doa Qunut Sholat Subuh dan Artinya

Sekali lagi, doa merupakan media komunikasi antara hamba dan Tuhannya, dan juga salah indikator kerendahan hati. Ketika selesai makan kita berdoa dengan ucapan "Segala puji bagi Allah yang telah memberi kita makan dan minum dan membuat kita jadi orang-orang muslimin." Disini ada pengakuan bahwa apa yang baru saja kita makan dan minum merupakan pemberian dari Tuhan. Orang sombong akan mengatakan, "bukankah apa yang saya makan dan minum barusan merupakan hasil jerih payah saya sendiri?"